I Am Bright!

"Yanita, kamu putih amattt!!!", seringkali aku mendengar kalimat itu dari orang-orang yang baru pertama kali melihatku. Seringkali pula cantik didefinisikan sebagai yang berkulit putih mulus, langsing, rambut indah, wajah menarik. Karena itu banyak sekali produk-produk kecantikan yang menawarkan "Putih secara instan" demi memenuhi salah satu kriteria untuk dibilang cantik. Padahal, kalian percaya nggak kalau "every skin color is absolutely beautiful".

To be honest, berkulit putih nggak melulu bikin aku puas lho. Aku pernah banget pengen berkulit tanned karena menurutku punya kulit kecoklatan itu eksotis dan cantik. Ceritanya dimulai sekitar tahun 2006 silam, dimana saat itu adalah pertama kalinya aku bertemu dengan salah satu saudara perempuan dari Jerman. Aku berusia 12 tahun sedangkan saudaraku berusia 17 tahun. Dia blasteran China Indonesia dan Jerman. Seperti halnya cewek blasteran Asia dan bule, pastinya dia punya wajah semacam Pevita Pearce, Luna Maya, atau Cinta Laura. Menurutku dia kelihatan almost perfect dengan tingginya yang 178cm, rambut panjang dan wavy berwarna hitam kecoklatan, mata yang lentik dengan bola mata berwarna cokelat terang, dan kulitnya yang tanned. Yes, dia 'sengaja' bikin kulitnya jadi kecoklatan dengan berjemur matahari. Aslinya sih memang dia ga putih banget kayak bule, kesan Asia-nya tetap terasa. Sejak saat itu aku terobsesi punya kulit tanned dan mulai merasa nggak puas dengan warna kulitku sendiri. Setiap ada kesempatan kena matahari, aku pasti hadir. Segitunyaaa. Sampai-sampai kulit aku jadi merah terbakar kayak kepiting rebus bukannya kecoklatan. Sempet aku keceplosan bilang sama orangtuaku kalau besar nanti mau tanning kayak di film Final Destination itu lho, eh. Setelah ngomong gitu, langsung deh diceramahin panjang lebar. Haha.

Saat ini standar kecantikan di Indonesia melulu tentang kulit putih. Nggak tau juga ya pengaruh darimana, mungkin K-POP? Bukan salah K-POP atau siapa pun juga sih kalau seandainya memang pengaruhnya dari situ. Jangan biarkan ukuran apapun jadi standar kecantikan bagi diri kita. Contohnya nih kayak pas jaman sekolah, seandainya setiap orangtua menetapkan standar nilai Matematika harus 8, dijamin banyak banget pelajar yang tertekan. Dapet 8 nggak, depresi malah iya. Itu sih hal eksak ya dimana bisa dipelajari, kalau warna kulit kan emang udah begini dari orok. Dirubah sih pasti bisa, suntik putih atau mau tanning segala (kayak yang aku pengenin dulu), ya bisa-bisa aja asal ada budgetnya, tapi buat apa hayooo? Hehe. Saat ini aku sudah menerima warna kulitku apa adanya dan bangga dengan apapun yang aku miliki. Karena aku percaya "Every women is beautiful, it doesn't matter what the skin color is".

Sekarang saatnya untuk cintai keberagaman warna kulit remaja Indonesia lewat #IAmBright Movement dari CLEAN & CLEAR. Nggak perlu punya kulit putih untuk menjadi cantik dan percaya diri, cause whatever our skin tone, #IAmBright! Yuk sebarkan gerakan ini dengan cara upload foto kamu di www.cerita-kita.co.id dan jadi bagian dari gerakan ini!


No comments:

Post a Comment